Pengaruh moral terhadap prestasi siswa


KATA PENGANTAR




Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah menberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat membuat makalah yang berjudul “Pengaruh Moral Peserta Didik Terhadap Prestasi Belajar”  Makalah ini disusun dalam rangka memenuhi tugas akhir dari mata kuliah Manajemen Peserta Didik.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa banyak bantuan yang penulis terima dalam penulisan makalah  ini. Untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1.      Kedua orangtua yang telah melahirkan, menjaga, membesarkan dan  membimbing saya.
2.      Bapak dosen pembimbing mata kuliah Manajemen Peserta Didik.
3.      Rekan-rekan dan berbagai pihak yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu yang ikut berpartisipasi memberikan bantuan dan juga dorongan, semangat kepada penulis dalam membuat makalah ini.
Akhirnya penulis berharap agar makalah ini bisa menjadi bahan bacaan bagi siapa saja yang peduli pada pendidikan, kritik dan saran yang membangun dari siapa saja tetap penulis tunggu dan akan penulis gunakan sebagai bahan untuk memperbaiki penampilan dan subtansi isi makalah ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pembaca yang berkenan memberikan kritik dan saran terhadap isi makalah ini.

Padang,   Mai 2011

Penulis







DAFTAR ISI


HALAMAN UTAMA
KATA PENGANTAR ................................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
BAB I      PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang..................................................................     1
B.       Rumusan Masalah ............................................................     2
C.       Batasan Masalah ..............................................................    2
D.       Tujuan  Penulisan .............................................................     2
BAB II    PEMBAHASAN
A.       Pengertian  moral ..........................................................        3
B.        Teori perkembangan moral ............................................        4
C.        Faktor yang mempengaruhi moral ..................................        4
D.       Pengertian prestasi belajar  ............................................        5
E.        Hubungan moral siswa terhadap prestasi belajar  ...........        6
BAB III   PENUTUP
A.       Penutup ........................................................................      11
B.        Saran ...........................................................................      11
DFTAR PUSTAKA


BAB I
PENDAHULUAN

  1. Latar Belakang
Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan output. Input merupakan peserta didik yang akan melaksanakan aktivitas belajar, proses merupakan kegiatan dari belajar mengajar sedangkan output merupakan hasil dari proses yang dilaksanakan. Dari pelaksanaan proses pendidikan tersebut diharapkan dapat menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dan berdaya saing yang tinggi untuk menghadapi persaingan di era globalisasi dewasa ini. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penekanan dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang Undang No. 20 Tahun 2003 tentang tujuan Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 yang berbunyi: “Pendidikan Nasional bertujuan mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Dengan adanya undang-undang tersebut, maka dari waktu ke waktu bidang pendidikan haruslah tetap menjadi prioritas dan menjadi orientasi untuk diusahakan perwujudan sarana dan prasarananya terutama untuk sekolah. Salah satu tugas pokok sekolah adalah menyiapkan siswa agar dapat mencapai perkembangannya secara optimal. Seorang siswa dikatakan telah mencapai perkembangannya secara optimal apabila siswa dapat memperoleh pendidikan dan prestasi belajar yang sesuai dengan bakat, kemampuan dan minat yang dimilikinya. Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar merupakan tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah ditentukan bersama.
Dalam suatu lembaga pendidikan, prestasi belajar merupakan indicator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses pengajaran itu sendiri. (Suharsimi Arikunto, 1990 : 21)
Prestasi belajar tidak hanya dipengaruhi oleh motivasi dan disiplin saja, tetapi juga dipengaruhi oleh moral peserta didik tersebut. Motivasi adalah daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu atau daya penggerak dari subyek untuk melakukan suatu perbuatan dalam suatu tujuan (Sardiman, 2000 : 71).  Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya sehingga dapat mempengaruhi siswa yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa. Moral merupakan seperangkat aturan yang menyangkut baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, benar atau salah yang harus  dilakukan atau yang harus dihindari dalam menjalankan hidup. Untuk itu dalam penulisan makalah ini penulis mengangkat judul tentang “Pengaruh moral peserta didik terhadap prestasi belajar”.

  1. Rumusan Masalah
Adapaun rumusan masalah dalam penulisan makalah ini yaitu melihat bagaimana pengaruh moral peserta didik terhadap prestasi belajar disekolah.

  1. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :
1.      Untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh moral peserta didik terhadap prestasi belajar disekolah.
2.      Untuk menembah wawasan penulis dalam menulis makalah.
3.      Sebagai tugas akhir mata kuliah Manajemen Peserta Didik.


BAB II
PEMBAHASAN

  1. Pengertian Moral
Kata moral berasal dari kata latin yaitu kata mos atau mores yang berarti kebiasaan, Yusan (1977) mengungkapkan bahwa moral adalah kebiasaan atau aturan yang harus dipatuhi seseorang dalam berinteraksi dengan orang lain. Dalam arti, moral merupakan seperangkat aturan yang menyangkut baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, benar atau salah yang harus  dilakukan atau yang harus dihindari dalam menjalankan hidup. Kholberg mengemukan moral itu tiga pengertian yang berbeda satu sama lain, yaitu pandangan moral, persaan moral, dan tingkah laku moral.
Pandangan moral adalah pendapat atau pertimbangan seseorang tentang persoalan moral. Persaan moral merupakan  perasaan moral yang terjadi dalam diri remaja setelah dia mengambil keputusan untuk melakukan tingkah laku yang bermoral atau tidak. Tingkah laku moral merupakan tindakan yang dilakukan sesuai dengan aturan etika moral.

  1. Teori Perkembangan Moral
Ada beberapa teori yang membahas perkembangan moral:
1.      Perkembangan moral menurut teori belajar social
Menurut teori belajar social perkembangan social merupakan proses yang dipelajari selama proses interkasi social seseorang dengan orang lain. Perkembangan social berlangsung melalui proses peniruan, latiahan, dan penguaran (Furmann, 1990). Remaja akan berkembang moralnya dengan baik apabila dalam sejarah kehidupannya, ia dapat meniru orang lain di lingkungannya bertingkah laku moral dan sekaligus dilatih melakukan tingkah laku moral.
Dalam proses peniruan, anak mengenal tingkah laku morar dengan jalan mengamati tingkah laku orang tua dan orang dewasa lainnya. Oleh karena itu, interaksi yang bermoral dengan orang tua dan guru khususnya serta orang dewasa umumnya sangat penting pengaruhnya untuk mengembangkan moral anak.

2.      Perkembangan moral menurut kognitif
Pelopor teori Kognitif adalah Jean Piaget yang menentukan bahwa perkembangan kognitif erat kaitannya dengan perkembannganmoral remaja. Oleh karena itu perkembangan moral remaja tergantung pada perkembangan kognitifnya. Piaget (Furmanm, 1990) berpendapat bahwa terdapat hubunngan yang sejajar antara perkembangan moral dengan perkembangan kognitif. Tujuannya agar terjadi keseimbangan kehidupan individu dengan tuntutan lingkungan, yang pada akhirnya akan mendatangkan kepuasan dan ketentuan pada diri remaja.
Piaget menyakini apabila perkembangan kognitif terlambat maka perkembanga moral juga terlambat, begitu juga remaja pada taraf perkembangan moral yang disebut moral otonom yang muali dicapai pada umur 11 tahun. Pandangan remaja yang bermoral otonom temtang hukum adalah bukan sesuatu yang berlaku secara mekanis tapi merupakan jika ada seseorang yang melakukan pelanggaran. Moral remaja harus di bentuk oleh orang-orang yang ada dilingkungannya, apakah itu dilingkuang keluarga, lingkungan sekolah dan lingkungan masyarakat. 

Tahap- tahap perkembangan moral menurut Kholberg:
1.    Tingkat pramoralitas
a.       Periode nol
Pada tingkatan ini pemahaman anak tentang baik dan buruk, benar dan salah ditentukan oleh akibat fisik yang ditimbulkan oleh tindakan itu sendiri, seperti hukuman, ganjaran yang bersifat fisik atau materi yang diberikan oleh orang yang berkuasa terhadap anak
b.      Periode satu
Suatu tingkah laku bermoral bagi anak kalau tingkah laku itu patuh mengikuti kemauan orang yang berkuasa, seperti orang tua.
c.       Periode dua
Anak memahami benar, salah, baik, pantas tergantung kepada tingkah laku itu memuaskan, menimbulkan kenikmatan pada diri sendiri atau orang lain.
2.    Moralitas dianggap kesamaan peran yang biasa
a.       Periode tiga
Pada periode ini anak memahami bahwa tingkah laku moral adalah mengakui dan mengikuti aturan- aturan yang terlah ditentukan oleh orang dewasa
b.      Prieode empat
Periode perkembangan moral tahap ini ditandai oleh pemahaman anak bahwa tingkah laku baik atau benar adalah menaati atau hukuman yang telah disepakati bersama dan menguasai kehidupan masyarakat.

3.    Moralitas dengan penerimaan prinsip- prinsip moral
a.       Periode lima
Pada tingkatan perkembangan moral ini anak mulai memahami nilai moral dan prinsip moral merupakan standar keberan yang benar dan dapat terjadi pertentangan dengan apa saja yang diterimanya.
b.      Periode enam
Periode ini mendalami tentang prinsip kebenaran yang abstrak dan universal misalnya, keberan dalam kitap suci atau aturan yang menjunjung tinggi prinsip keadilan.

  1. Factor yang Mempengaruhi Moral
Menurut para ahli psikoanalisasi disamping factor kognitif dan lingkungan social penting artinya bagi perkembangan moral peserta didik. Karena akan mempengaruhi perkembangan moral peserta didik tersebut, selain dua hal tersebut ada beberapa hal yang bisa mempengaruhi moran peserta didik atau anak, yaitu ;
1.      Orang tua tau guru sebagai model.
2.      Disiplin yang diberikan orang tua.
3.      Interaksi dengan teman sebaya.
Peserta didik menjadikan orang tua maupun orang dewasa lainnya sebagai model atau melatih mereka langsung mengenai moral. Melatih peserta didik tentang moral dilakukan melalui disiplin yang dilakukan orang tua terhadap anak. Peserta didik di usia sekolah memiliki keingnintahuuan yang tinggi, dan dengan rasa ingin tahunya tersebut meseka sering meniru perbuatan atau tingkah laku dari orang-orang dewasa yang ada disekitarnya. Hubungan moral anak dengan disiplin orang tua sangatlah penting karen lingkungan keluarga adalah lingkungan terdekat bagi anak. Untuk itu orang tua harus bisa mendidik anak dirumah dan menerapkan prilaku yang baik sehingga anak bisa moral dan bertingkah laku dengan baik.

  1. Pengertian Prestasi Belajar
Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar diperlukan adanya evaluasi yang nantinya akan dijadikan sebagai tolok ukur maksimal yang telah dicapai siswa setelah melakukan kegiatan belajar selama waktu yang telah ditentukan. Apabila pemberian materi telah dirasa cukup, guru dapat melakukan tes yang hasilnya akan digunakan sebagai ukuran dari prestasi belajar yang bukan hanya terdiri dari nilai mata pelajaran saja tetapi juga mencakup nilai tingkah laku siswa selama berlangsungnya proses belajar mengajar.
Prestasi merupakan hasil yang dicapai seseorang ketika mengerjakan tugas atau kegiatan tertentu. “Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan guru” (Tulus Tu`u, 2004:75).
Dari pengertian diatas dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huruf. Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tulus Tu`u, 2004: 81).
Keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu tingkat kecerdasan  yang baik, pelajaran sesuai dengan bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran yang dikembangkan guru. Suasana keluarga yang mendorong anak untuk maju, selain  itu lingkungan sekolah yang tertib, teratur dan disiplin merupakan pendorong dalam proses pencapaian prestasi belajar (Tulus Tu`u, 2004:81). Sedangkan Syah (1999:144) secara global menjelaskan faktor–faktor yangmempengaruhi belajar siswa dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
1.      Faktor internal (faktor dari dalam siswa), yakni keadaan/kondisi jasmani dan rohani siswa.
2.      Faktor eksternal (faktor dari luar siswa), yakni kondisi lingkungan di sekitar siswa.
3.      Faktor pendekatan belajar (approach to learning), yakni jenis upaya belajar siswa yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk melakukan kegiatan pembelajaran mater–materi pelajaran.

Jadi, keberhasilan siswa mencapai hasil belajar yang baik dipengaruhi oleh berbagai macam faktor. Faktor itu terdiri dari tingkat kecerdasan yang baik, pelajaran sesuai bakat yang dimiliki, ada minat dan perhatian yang tinggi dalam pembelajaran, motivasi yang baik dalam belajar, cara belajar yang baik dan strategi pembelajaran variatif yang dikembangkan guru.
Suasana keluarga yang memberi dorongan anak untuk maju. Selain itu, lingkungan sekolah yang tertib, teratur, disiplin, yang kondusif bagi kegiatan kompetisi siswa dalam pembelajaran. Begitu halnya dengan moral peserta didik juga mempengaruhi prestasi belajar, karena akan mempengaruhi cara belajar peserta didik tersebut.
Di era globalisasi sekarang ini, ada banyak hal ayng bisa merusak moral sanak atau peserta didik. Oleh karena itu, para siswa pada masa sekarang ini, menghadapi begitu banyak ancaman dan tantangan. Prestasi yang dicapai dalam pembelajaran pun terhambat dan belum optimal. Menurut Slameto (2003: 54–71) ada beberapa faktor yang mempengaruhi belajar anak antara lain :
1.      Faktor – faktor Intern
a.       Faktor jasmaniah meliputi faktor Kesehatan, faktor Cacat tubuh.
b.      Faktor psikologis meliputi faktor Intelegensi, Perhatian, Minat, Bakat, Motif, Kematangan, Kesiapan.
c.       Faktor Kelelahan meliputi, Kelelahan jasmani,Kelelahan rohani (bersifat psikis) yaitu kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan kecenderungan membaringkan tubuh, kelelahan rohani terliahat dengan adanya kebosanan sehingga minat belajar kurang.

2.      Faktor – faktor Ekstern
a.       Faktor keluarga meliputi, Cara orang tua mendidik moral anak, Relasi antar anggota keluarga, Suasana rumah, Keadaan ekonomi keluarga, Pengertian orang tua, Latar belakang kebudayaan.
b.      Faktor Sekolah meliputi, Metode mengajar, Kurikulum, Relasi guru dengan siswa, Relasi siswa dengan siswa, Disiplin sekolah, Alat pelajaran, Waktu sekolah, Standart pelajaran di atas ukuran, Keadaan gedung, Metode belajar, Tugas rumah.
c.       Faktor masyarakat mliputi, Kegiatan siswa dalam masyarakat, Mass media, Teman bergaul, Bentuk kehidupan masyarakat
Dengan menjelaskan prestasi belajar di atas bisa mengetahui tentang bagaimana proses dari belajar mengajar yang merupakan suatu proses mendasar dalam pencapaian prestasi belajar. Prestasi belajar yang kurang optimal, hal itu kemungkinan disebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar. Oleh karena itu untuk mengetahui faktor–faktor apa yang menyebabkan siswa mengalami kesulitan dalam belajar.

  1. Hubungan Moral Peserta Didik terhadap Prestasi Belajar
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa antara moral peserta didik dengan hasil belajar terdapat hubungan yang saling mempengaruhi. Bagi peserta didik yang memiliki  moral yang baik maka dalam melaksanakan pembelajaran disekolah akan baik karena anak atau peserta didik tersebut dalam kehidupan sehari-harinya bermoral baik. Begitu juga dengan anak atau peserta didik yang moralnya tidak baik dalam melaksanakan proses bembelajaran di sekolah peserta didik tersebut akan bermalan-malasan. Untuk meningkatkan prestasi peserta didk dalam  pembelajaran disekolah, sangat ditenntukan oleh moral peserta didik tersebut.
Oleh karna itu peranan orang tua dan guru sebagai pendidik harus mencerminkan moral atau tingkah lakku yang baik kepada anak atau peserta didik, karena anak/peserta didik yang memiliki rasa ingin tahu yang besar tersebut akan mencoba apa yang mereka liat dalam kehidupan sehari-hari mereka


BAB III
PENUTUP

  1. Kesimpulan
Moral merupakan seperangkat aturan yang menyangkut baik atau buruk, pantas atau tidak pantas, benar atau salah yang harus  dilakukan atau yang harus dihindari dalam menjalankan hidup.
Ada beberapa teori yang membahas perkembangan moral:
1.      Perkembangan moral menurut teori belajar social.
2.      Perkembangan moral menurut kognitif.
Tahap- tahap perkembangan moral menurut Kholberg:
1.      Tingkat pramoralitas.
2.      Moralitas dianggap kesamaan peran yang biasa.
3.      Moralitas dengan penerimaan prinsip- prinsip moral.
Prestasi belajar adalah hasil kemampuan seseorang pada bidang tertentu dalam mencapai tingkat kedewasaan yang langsung dapat diukur dengan tes. Penilaian dapat berupa angka atau huru


DAFTAR PUSTAKA


Hadiyanto. (2000). Manajemen Peserta Didik. Padang:UNP PRESS
Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:Rineka Cipta
Tim Pembina. (2008). Pengantar Pendidikan. Padang:UNP PRESS
Tim Pembina. (2007). Perkembangan Peserta Didik. Padang:UNP PRESS
Tu’u, Tulus. (2004). Peran Disiplin Pada Perilaku dan Prestasi Siswa. Jakarta:Grasinda